Minggu, 25 Oktober 2020

MERUBAH HIDUP LEBIH BAIK

Dulu rutinitas setiap hari saya adalah sebagai fotografer wisata, pagi berangkat sebelum matahari menampakan dirinya atau biasa di sebut SUNRISE dan pulang setelah matahari tenggelam atau biasa di sebut setelah SUNSET.
3 tahun saya jalani rutinitas itu hingga saya lupa bahwa pekerjaan yang saya jalani hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari dan tak pernah tersisa untuk tabungan di hari tua.
Tersadar saya di awal tahun 2020 bahwa kita harus memiliki impian bukan hidup mengalir tanpa tujuan tanpa tabungan dan tanpa masa depan.
Iya dulu saya berfikir gini aja saya bahagia 
Gini saja saya bisa hidup
Gini saja sudah cukup walau aslinya di cukup-cukupin 
dan masih banyak lagi alasan karna saya terlalu nyaman dengan pekerjaan saya.
saya lupa bahwa waktu terus berjalan dan di saat saya sakit di situlah saya berfikir bahwa bekerja dengan tenaga itu menguntungkan ketika kita bisa dan mampu tp ketika kita sakit kita tidak memiliki aset, saat kita tidak bekerja kita tidak di bayar.
betapa mirisnya hidup ini saat kita tua nanti sudah tidak mampu bekerja,tidak memiliki tabungan, sakit-sakitan, apa yg bisa kita berikan untuk meraka yang kita sayangi jika kita tak memiliki apa-apa.
ayo lah sekarang kita masih muda dan masih ada waktu untuk belajar membangun aset untuk masa depan, untuk orang yang kita cintai, untuk orang tua, keluarga dan lingkungan.
Namun untuk itu tidaklah mudah banyak hal yang harus kita pelajari agar kira menjadi layak.
belajar merupah pemikiran atau IMPIAN karena apa impian yang jelas akan menutun kita pada tujuan, apa yang kita fikirkan akan mempengaruhi hidup kita
Belajar mengupgrade diri agar kita menjadi layak untuk mendapatkan apa yang Impikan.
Belajar ticibel kita harus mau belajar dan mengajari orang lain.
Belajar disiplin kita akan mendapatkan hasil yang sempurna jika kita mau disiplin melakukannya.
Belajar bekerja dengan ikhlas dengan keikhlasan kita akan menjadi orang yang pandai bersyukur
Memperbaiki niat yakin ALLAH akan selalu memberikan jalan untuk setiap niat baik.
hindari mental miskin karna dengan kita mental miskin kita tidak akan menjadi kaya.
Yang terakhir adalah ikuti jalan orang yang sukses.






Mentalitas Miskin # 1 : Pola Pikir Instan dan Tidak Respek sama Proses
Salah satu komentar terhadap tulisan itu seperti ini : Mau punya 1M sebelum usia 35 tahun? Gampang, korupsi saja….
Komentar semacam itu amat kelam, dan menunjukkan otak komentatornya sudah sukses “di-brainwash” oleh media.
Media memang suka menjual berita negatif, dan impaknya amat tragis : banyak orang lalu merasa hanya bisa kaya kalau korupsi. Betapa muramnya.
(Itulah kenapa sejak 7 tahun saya tidak pernah menonton berita televisi, sebab memang isinya acap hanya sampah dan berita negatif yang membunuh optimisme kita).
Lebih dari itu : orang yang dengan mudah bilang kalau mau kaya, lakukan korupsi itu benar-benar telah terjebak dalam pola pikir instan yang kelam. Orang seperti ini abai dengan fakta begitu banyak jutaan anak muda yang kaya karena usaha keringat mereka sendiri.
Blog ini sudah sangat sering menulis cerita tentang anak-anak muda yang berbisnis dengan profit puluhan bahkan ratusan juta per tahun, atau ada anak lulusan SMP dan STM yang mengubah nasib dengan kekuatan internet dan kreativitas. Dengan proses yang gigih dan berdarah-darah.
Media katrok dan orang-orang yang bodoh akan dengan mudah bilang kalau mau kaya, korupsi saja. Ini jenis mentalitas miskin yang semiskin-miskinnya.
Orang yang komen seperti itu punya pikiran instan dan kemungkinan besar memang tidak pernah bisa makmur sepanjang hidupnya. Orang yang komen seperti itu memang amat layak kere untuk selamanya.
Mentalitas Miskisn # 2 : Kepercayaan Diri dan Optimismenya Level Kere
Komentar lain yang muncul atas artikel itu adalah seperti ini : Punya tabungan 1M? Jangan menghayal dan melamun, nanti malah gila.
Komentar seperti itu yang jangan-jangan membuat negeri Indonesia terpuruk dan terjajah ratusan tahun. Sebab mentalitas penduduknya memang kere.
Look. Otak kita itu harganya triliunan, bahkan priceless. Dengan kekuatan otak yang maha dahsyat ini kita bisa mengubah nasib dan merajut kemakmuran yang amat masif.
Langsung bilang wah jangan menghayal bro, adalah statement yang benar-benar menghina kekuatan otak yang Anda miliki.
(Maka wajar kalau dalam sebuah pameran neurology science, replika otak orang Indonesia harganya paling mahal sedunia. Sebab jarang dipakai. Jadi masih entreyen dan mulus).
What you think is what you get.
Jika Anda memang selama ini membayangkan punya tabungan 1M itu hanyalah khayalan dan lamunan palsu, ya dalam kenyataannya Anda tidak akan pernah meraihnya.
Jangan pernah takut untuk bermimpi. Dan jangan pernah ragukan potensi kekuatan otakmu untuk mengubah jalan hidup.
Jika membaca judul Bagaimana Punya Tabungan 1M Sebelum Usia 35 tahun, langsung hati kecil Anda bilang : wah ndak mungkin – itu artinya, Anda sudah menulis sejarah kelam Anda masa depan.
Pesismisme, rasa tidak percaya diri dan keraguan akan sukses membunuh masa depanmu dengan sempurna.
Itulah mentalitas miskin yang diam-diam bersemayam dalam jutaan anak manusia. Dan itulah mentalitas yang membuat jutaan anak muda gagal jadi orang kaya dan makmur.
Mentalitas Miskin # 3 : Filosofi Hidup yang Salah Kaprah
Komentar berikutnya yang juga amat sering muncul adalah seperti ini : wah, ngapain kumpulin harta 1M, toh kekayaan tidak akan dibawa mati. Lebih baik ibadah saja.
Hmm. Kalimat yang kelihatannya indah, namun secara filosofis ada sejumlah problem didalamnya.
Mengatakan kekayaan tidak akan dibawa mati adalah statement yang agak naif : menganggap semua harta adalah hanya untuk foya-foya.
Kekayaan akan Anda bawa hingga mati jika Anda gunakan untuk membangun mesjid dan perpustakaan gratis, membiayai sekolah ratusan anak yatim sekolah atau untuk membiayai umroh sanak saudara dan kerabat. Atau membiayai biaya kesehatan orang tua dan biaya sekolah adik-adik kita.
Komentar seperti diatas juga mendikotomikan kekayaan dan religiusitas : seolah-olah jika jadi kaya kita ndak akan rajin ibadah.
Mentalitas Miskin # 1 : Pola Pikir Instan dan Tidak Respek sama Proses
Salah satu komentar terhadap tulisan itu seperti ini : Mau punya 1M sebelum usia 35 tahun? Gampang, korupsi saja….
Komentar semacam itu amat kelam, dan menunjukkan otak komentatornya sudah sukses “di-brainwash” oleh media.
Media memang suka menjual berita negatif, dan impaknya amat tragis : banyak orang lalu merasa hanya bisa kaya kalau korupsi. Betapa muramnya.
(Itulah kenapa sejak 7 tahun saya tidak pernah menonton berita televisi, sebab memang isinya acap hanya sampah dan berita negatif yang membunuh optimisme kita).
Lebih dari itu : orang yang dengan mudah bilang kalau mau kaya, lakukan korupsi itu benar-benar telah terjebak dalam pola pikir instan yang kelam. Orang seperti ini abai dengan fakta begitu banyak jutaan anak muda yang kaya karena usaha keringat mereka sendiri.
Blog ini sudah sangat sering menulis cerita tentang anak-anak muda yang berbisnis dengan profit puluhan bahkan ratusan juta per tahun, atau ada anak lulusan SMP dan STM yang mengubah nasib dengan kekuatan internet dan kreativitas. Dengan proses yang gigih dan berdarah-darah.
Media katrok dan orang-orang yang bodoh akan dengan mudah bilang kalau mau kaya, korupsi saja. Ini jenis mentalitas miskin yang semiskin-miskinnya.
Orang yang komen seperti itu punya pikiran instan dan kemungkinan besar memang tidak pernah bisa makmur sepanjang hidupnya. Orang yang komen seperti itu memang amat layak kere untuk selamanya.
Mentalitas Miskisn # 2 : Kepercayaan Diri dan Optimismenya Level Kere
Komentar lain yang muncul atas artikel itu adalah seperti ini : Punya tabungan 1M? Jangan menghayal dan melamun, nanti malah gila.
Komentar seperti itu yang jangan-jangan membuat negeri Indonesia terpuruk dan terjajah ratusan tahun. Sebab mentalitas penduduknya memang kere.
Look. Otak kita itu harganya triliunan, bahkan priceless. Dengan kekuatan otak yang maha dahsyat ini kita bisa mengubah nasib dan merajut kemakmuran yang amat masif.
Langsung bilang wah jangan menghayal bro, adalah statement yang benar-benar menghina kekuatan otak yang Anda miliki.
(Maka wajar kalau dalam sebuah pameran neurology science, replika otak orang Indonesia harganya paling mahal sedunia. Sebab jarang dipakai. Jadi masih entreyen dan mulus).
What you think is what you get.
Jika Anda memang selama ini membayangkan punya tabungan 1M itu hanyalah khayalan dan lamunan palsu, ya dalam kenyataannya Anda tidak akan pernah meraihnya.
Jangan pernah takut untuk bermimpi. Dan jangan pernah ragukan potensi kekuatan otakmu untuk mengubah jalan hidup.
Jika membaca judul Bagaimana Punya Tabungan 1M Sebelum Usia 35 tahun, langsung hati kecil Anda bilang : wah ndak mungkin – itu artinya, Anda sudah menulis sejarah kelam Anda masa depan.
Pesismisme, rasa tidak percaya diri dan keraguan akan sukses membunuh masa depanmu dengan sempurna.
Itulah mentalitas miskin yang diam-diam bersemayam dalam jutaan anak manusia. Dan itulah mentalitas yang membuat jutaan anak muda gagal jadi orang kaya dan makmur.
Mentalitas Miskin # 3 : Filosofi Hidup yang Salah Kaprah
Komentar berikutnya yang juga amat sering muncul adalah seperti ini : wah, ngapain kumpulin harta 1M, toh kekayaan tidak akan dibawa mati. Lebih baik ibadah saja.
Hmm. Kalimat yang kelihatannya indah, namun secara filosofis ada sejumlah problem didalamnya.
Mengatakan kekayaan tidak akan dibawa mati adalah statement yang agak naif : menganggap semua harta adalah hanya untuk foya-foya.
Kekayaan akan Anda bawa hingga mati jika Anda gunakan untuk membangun mesjid dan perpustakaan gratis, membiayai sekolah ratusan anak yatim sekolah atau untuk membiayai umroh sanak saudara dan kerabat. Atau membiayai biaya kesehatan orang tua dan biaya sekolah adik-adik kita.
Komentar seperti diatas juga mendikotomikan kekayaan dan religiusitas : seolah-olah jika jadi kaya kita ndak akan raji

Sedia Mera IRS, Mera Intensive Renew Series

  Segera hadir di klaten, jawa tengah, jawa timur, jawa barat dan seluruh indonesia  Produk MeRA INTENSIVE Renew Series yang di formulasikan...